KUD Produsen Marga Bakti – Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas unggulan di Indonesia yang berkontribusi besar terhadap perekonomian negara. Namun, untuk mendapatkan hasil panen yang optimal, petani perlu memperhatikan berbagai faktor, salah satunya adalah pemupukan.
Pemilihan pupuk yang tepat dapat meningkatkan produksi tandan buah segar (TBS), memperpanjang umur produktif tanaman, serta menjaga kesuburan tanah.
Artikel ini akan membahas cara pilih pupuk yang tepat untuk kelapa sawit agar hasil panen lebih maksimal.
Memahami Kebutuhan Nutrisi Kelapa Sawit
Kelapa sawit membutuhkan unsur hara makro dan mikro agar dapat tumbuh optimal. Beberapa unsur hara utama yang dibutuhkan tanaman kelapa sawit meliputi:
- Nitrogen (N): Merangsang pertumbuhan daun dan meningkatkan fotosintesis.
- Fosfor (P): Memperkuat sistem perakaran dan meningkatkan pembentukan bunga dan buah.
- Kalium (K): Meningkatkan kualitas dan jumlah produksi TBS serta memperkuat ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit.
- Magnesium (Mg): Membantu proses fotosintesis dan pembentukan minyak pada buah kelapa sawit.
- Boron (B): Berperan dalam pembentukan dinding sel dan pertumbuhan bunga.
Tanaman kelapa sawit membutuhkan keseimbangan unsur hara yang tepat agar dapat berproduksi secara optimal. Oleh karena itu, pemilihan pupuk harus disesuaikan dengan kondisi lahan dan kebutuhan tanaman.
Jenis Pupuk yang Cocok untuk Kelapa Sawit
Pemupukan kelapa sawit bisa menggunakan pupuk organik maupun pupuk anorganik. Berikut beberapa jenis pupuk yang umum digunakan:

a. Pupuk Organik
Pupuk organik berasal dari bahan alami dan ramah lingkungan. Beberapa pupuk organik yang cocok untuk kelapa sawit antara lain:
- Kompos: Meningkatkan struktur tanah dan menyediakan unsur hara secara perlahan.
- Pupuk kandang: Mengandung unsur hara yang lengkap serta meningkatkan aktivitas mikroba tanah.
- Abu janjang: Sisa pembakaran tandan kosong kelapa sawit yang kaya akan kalium dan fosfor.
Pupuk organik sangat baik untuk meningkatkan kesuburan tanah dalam jangka panjang.
b. Pupuk Anorganik
Pupuk anorganik atau pupuk kimia memberikan unsur hara dalam jumlah yang lebih spesifik dan cepat diserap oleh tanaman. Beberapa jenis pupuk anorganik yang umum digunakan dalam perkebunan kelapa sawit meliputi:
- Urea (N): Untuk meningkatkan pertumbuhan daun.
- TSP atau SP-36 (P): Meningkatkan perkembangan akar dan pembentukan bunga.
- KCl atau MOP (K): Membantu pembentukan buah dan meningkatkan daya tahan tanaman.
- Dolomit (Mg dan Ca): Mengurangi keasaman tanah dan memperbaiki ketersediaan unsur hara.
- Boron (B): Mencegah kelainan pertumbuhan bunga dan buah.
Kombinasi pupuk organik dan anorganik sering digunakan agar kelapa sawit mendapatkan manfaat maksimal.
Menyesuaikan Pupuk dengan Kondisi Lahan
Setiap lahan memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga pemupukan harus disesuaikan dengan kondisi tanah. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:
- Analisis Tanah: Sebelum melakukan pemupukan, sebaiknya lakukan uji tanah untuk mengetahui kandungan unsur hara dalam tanah.
- Menyesuaikan pH Tanah: Kelapa sawit tumbuh optimal pada pH tanah 4,5–6,5. Jika tanah terlalu asam, bisa diberikan dolomit untuk menetralkannya.
- Menentukan Dosis Pupuk: Berdasarkan hasil analisis tanah, tentukan dosis pupuk yang dibutuhkan agar tidak terjadi kekurangan atau kelebihan unsur hara.
Waktu dan Cara Aplikasi Pupuk yang Tepat
Selain memilih jenis pupuk yang sesuai, petani juga harus memperhatikan waktu dan cara aplikasinya.
a. Waktu Pemupukan
Pemupukan dilakukan sesuai dengan tahap pertumbuhan kelapa sawit:
- Tahap pembibitan (0-2 tahun): Fokus pada pemberian pupuk nitrogen untuk merangsang pertumbuhan daun dan akar.
- Tahap remaja (3-6 tahun): Mulai ditambahkan unsur fosfor dan kalium untuk pembentukan bunga dan buah.
- Tahap produksi (>7 tahun): Pemupukan dilakukan rutin untuk menjaga produksi TBS tetap optimal.
Pemupukan sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan agar pupuk mudah larut dan terserap oleh akar tanaman.
Cara Aplikasi Pupuk
Pupuk bisa diaplikasikan dengan beberapa metode:

- Ditabur di sekitar pangkal tanaman dengan jarak sekitar 1–2 meter dari batang agar terserap oleh akar serabut.
- Dicampur dengan tanah atau kompos untuk meningkatkan efisiensi serapan unsur hara.
- Melalui sistem fertigasi (pemupukan melalui irigasi) untuk perkebunan berskala besar yang ingin lebih efisien dalam penggunaan pupuk.
Menghindari Kesalahan dalam Pemupukan
Beberapa kesalahan yang sering terjadi dalam pemupukan kelapa sawit dan harus dihindari antara lain:
- Pemberian pupuk secara berlebihan yang dapat menyebabkan keracunan tanaman dan pencemaran lingkungan.
- Penggunaan pupuk yang tidak sesuai kebutuhan sehingga menyebabkan ketidakseimbangan unsur hara.
- Pemupukan di musim kemarau yang bisa membuat pupuk tidak terserap optimal oleh tanah.
Kesimpulan
Pemupukan yang tepat adalah kunci utama untuk meningkatkan hasil panen kelapa sawit. Petani harus memahami kebutuhan nutrisi tanaman, memilih jenis pupuk yang sesuai, menyesuaikan dengan kondisi lahan, serta menerapkan metode aplikasi yang benar. Dengan strategi pemupukan yang optimal, produksi kelapa sawit dapat meningkat, efisiensi biaya pertanian terjaga, dan tanah tetap subur untuk jangka panjang.
Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, petani kelapa sawit dapat memastikan hasil panennya lebih maksimal dan berkelanjutan.
Demikian pembahasan mengenai cara pilih pupuk kelapa sawit yang tepat untuk perkebunan kelapa sawit Anda. Semoga bermanfaat!